PERDARAHAN TALI PUSAT
A. Pengertian
Perdarahan tali pusat adalah perdarahan yang terjadi pada
tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari pengikatan tali pusat yang kurang
baik atau kegagalan proses pembentukan trombus normal. Selain itu, perdarahan
pada tali pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi.
B. Penyebab
Perdarahan Tali Pusat
Perdarahan tali pusat dapat terjadi karena robekan
umbilkus, robekan pembuluh darah, setelahplkacenta previa, dan abrupsio
placenta.
1.
Robekan umbilikus normal, yang biasanya terjadi karna :
a.
Partus
presipitatus
b.
Adanya
trauma ataulilitan tali pusat
c.
Umbilikus
pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan pada saat persalianan.
d.
Kelalaian
penolong persalinan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding umbilikus atau
plasenta sewaktu SC.
2. Robekan umbilikus normal, biasanya terjhadi karna :
a.
Adanya
hematoma pada umbilikus yang kemudian hematoma tersebut pecah, namun perdarahan
yang terjadi masuk kembali ke dalam plasenta. Hal ini sangat berbahaya bagi
bayi karna dapat menimbulkan kematian pada bayi.
b.
Varises
juga dapat menyebabkan perdarahan ketika varises tersebut pecah.
c.
Aneurisma
pembuluh darah pada umbilikus, yaitu terjadi pelebaran pembuluh darah setempat
saja karna salah dalam proses perkembangan atau terjadi kemunduran dinding
pembuluh darah. Pada aneurisma, pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah rapuh
dan mudah pecah.
3. Robekan
pembuluh darah abnormal
Pada kasus robekan pembuluh darah umbilikus tanpa adanya
trauma, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomi pembuluh darah
seperti berikut ini
a.
Pembuluh
darah abdomen yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan tidak ada
perlindungan jely wharton.
b.
Insersi
velamentosa tali pusat, yaitu pecanya pembuluh darah pada percabangan tali
pusat sampai ke membran tempat masuknya plasenta. Umbilikus dengan kelainan
insersi ini sering terdapat pada kehamilan ganda.
c.
Plasenta
multilobularis, perdarahan terjadi pada pembuluh darah yang menghubungkan
masing – masing lobus dengan jaringan plasenta karena bagian tersebut sangat
rapuh dan mudah peceah.
4. Perdarahan akibat plasenta previa dan aprupsio plasenta
Perdarahan akibat placenta previa dan abrupsio plasenta
dapat membahayakan bayi. Plasenta previa cendrung menyebabkan anemia, sedangkan
pada kasus abrupsio plasenta lebih sering mengakibatkan kematian intrauterin
karena dapat terjadi anoreksia. Lakukan pengamatan plasenta dengan teliti untuk
menentukan adanya perdarahan pada bayi baru lahir dan lakukan pemeriksaan
hemoglobin secara berkala pada bayi barui lahir dengan kelainan placenta atau
dengan SC.
C.
Gejala perdarahan tali pusat
a.
Ikatan tali pusat lepas atau klem pada tali pusat lepas
tapi masih menempel pada tali pusat.
b.
Kulit di sekitar tali pusat memerah dan lecet.
c.
Ada cairan yang keluar dari tali pusat. Cairan tersebut
bisa berwarna kuning, hijau, atau darah.
d.
Timbul sisik di sekitar atau pada tali pusat.
D. Penatalaksanaan Perdarahan Tali Pusat
1. Penanganan disesuaikan dengan
penyebab dari perdarahan tali pusat yang terjadi.
2. Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan
pencegahan infeksi pada tali pusat.
a.
Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. Kenakan
popok di bawah tali pusat.
b.
Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi
sesering mungkin.
c.
Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali
Anda mengganti popok. Gunakan kapas atau cotton bud dan cairan alkohol 70% yang
dapat dibeli di apotek.
d.
Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area
bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan
menyakiti bayi Anda. Alkohol yang digunakan tidak menyengat. Bayi akan menangis
karena alkohol terasa dingin. Membersihkan tali pusat dengan alkohol dapat
membantu mencegah terjadinya infeksi. Hal ini juga akan mempercepat pengeringan
dan pelepasan tali pusat.
e.
Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan
lagi. Tali pusat akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam
waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat,
walaupun sudah terlepas setengah bagian.
f.
Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada
tali pusat.
3.
Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien untuk
dilakukan rujukan. Hal ini dilakukan bila terjadi gejala berikut:
a.
Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu.
b.
Klem pada pangkal tali pusat terlepas.
c.
Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat.
d.
Bayi menderita demam.
e.
Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali
pusat.
f.
Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.
g.
Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar
tali pusat.
h.
Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat.
Pendarahan melebihi ukuran luasan uang logam.
i.
Pendarahan pada tali pusat tidak berhenti walaupun sudah di tekan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar