Fisiologi janin
A. PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN
Selama 8
minggu pertama, terminologi embrio digunakan terhadap perkembangan
organisme oleh karena pada masa ini semua organ besar sedang dibentuk. Setelah
8 minggu, terminologi janin digunakan oleh karena sebagian besar organ
sudah dibentuk dan telah masuk kedalam tahap pertumbuhan dan perkembangan
lanjut. Janin denganberat 500 – 1000 gram (22-23 minggu) disebut imature.
Dari minggu 28 – 36 disebut preterm dan janin aterm adalah bila usia
kehamilan lebih dari 37 minggu.
1. Kehamilan 8 minggu
- Panjang 2.1 – 2.5 cm
- Berat 1 gram
- Bagian kepala lebih dari setengah tubuh janin
- Dapat dikenali lobus hepar
- Ginjal mulai terbentuk
- Sel darah merah terdapat pada yolc sac dan hepar
2.
Kehamilan
12 minggu
- Panjang 7 – 9 cm
- Berat 12 – 15 gram
- Jari-jari memiliki kuku
- Genitalia eksterna sudah dapat dibedakan antara laki dan perempuan
- Volume cairan amnion 30 ml
- Peristaltik usus sudah terjadi dan memilki kemampuan menyerap glukosa
3.
Kehamilan
16 minggu
- Panjang 14 – 17 cm
- Berat 100 gram
- Terdapat HbF
- Pembentukan HbA mulai terjadi
4.
Kehamilan
20 minggu
- Berat 300 gram
- Detik jantung dapat terdengar dengan menggunakan stetoskop DeLee
- Terasa gerakan janin
- Tinggi fundus uteri sekitar umbilicus
5.
Kehamilan
24 minggu
- Berat 600 gram
- Timbunan lemak mulai terjadi
- Viabilitas mungkin dapat tercapai meski amat jarang terjadi
6.
Kehamilan
28 minggu
- Berat 1050 gram ; panjang 37 cm
- Gerakan pernafasan mulai terlihat ; surfactan paru masih sangat rendah
7.
Kehamilan
32 minggu
- Berat 1700 gram dan panjang 42 cm
- Persalinan pada periode ini 5 dan 6 neonatus dapat bertahan hidup
8.
Kehamilan
36 minggu
- Berat 2500 gram dan panjang 47 cm
- Gambaran kulit keriput lenyap
- Kemungkinan hidup besar
9.
Kehamilan
40 minggu
- Berat 3200 – 3500 gram ; panjang 50cm
- Diameter biparietal 9.5 cm
B. NUTRISI INTRAUTERIN
Pertumbuhan
janin ditentukan sejumlah faktor genetik dan lingkungan.Faktor lingkungan yang
penting adalah perfusi plasenta dan fungsi plasenta.Faktor gizi
ibu bukan faktor terpenting, kecuali pada keadaan starvasi hebat.
Gangguan gizi menahun dapat menyebabkan terjadinya anemia dan BBLR – berat
badan lahir rendah. Energi yang diperoleh janin dipergunakan untuk
pertumbuhan dan terutama berasal dari glukosa.
Kelebihan
pasokan karbohidrat di konversi menjadi lemak dan konversi ini terus meningkat
sampai aterm. Sejak kehamilan 30 minggu, hepar menjadi lebih efisien dan mampu
melakukan konversi glukosa menjadi glikogen yang ditimbun di otot jantung otot
gerak dan plasenta.Bila terjadi hipoksia, janin memperoleh energi melalui glikolisis
anerobik yang berasal daridari cadangan dalam otot jantung dan plasenta.
Cadangan
lemak janin dengan berat 800 gram (kehamilan 24 – 26 minggu) kira 1% dari BB ;
pada kehamilan 35 minggu cadangan tersebut sekitar 15% dari BB. Plasenta
memiliki kemampuan untuk “clears” bilirubin dan produk metabolit lain
melalui aktivitas dari enzym transferase.
Janin
menghasilkan protein spesifik yang disebut sebagai alfafetoprotein - AFP dari
hepar. Puncak kadar AFP tercapai pada kehamilan 12 – 16 minggu dan setelah itu
terus menurun sampai aterm. Protein tersebut disekresi melalui ginjal janin dan
ditelan kembali untuk mengalami degradasi dalam usus. Bila janin mengalami
gangguan menelan (misalnya pada janin anensepalus atau kelainan NTD’s lain)
maka kadar serum AFP tersebut meningkat.
C. CAIRAN AMNION
Volume cairan amnion saat aterm kira-kira 800 ml dan pH 7.2
Gambar dibawah menunjukkan jalur pertukaran dalam cairan
amnion:
Gambar 1. Pertukaran bahan terlarut dan air dalam cairan
amnion
1.
Polihidramnion (hidramnion) : volume air ketuban
> 2000 ml, dapat terjadi pada kehamilan normal akan tetapi 50% keadaan ini
disertai dengan kelainan pada ibu atau janin.
2.
Oligohidramnion
secara objektif ditentukan dengan
pengukuran kantung terbesar dengan ultrasonografi yang menunjukkan angka kurang
dari 2 cm x 2 cm atau jumlah dari 4 kuadran total kurang dari 5 cm ( amniotic
fluid index ).
Oligohidramnion sering berkaitan dengan :
·
Janin
kecil
·
Agenesis
renal
·
Displasia
traktus urinarius
3.
‘Amniotic
fluid marker’
Alfafetoprotein
berasal dari janin, kadar AFP dalam cairan amnion dan serum maternal mempunyai
nilai prediktif yang tinggi dalam diagnosa prenatal NTD’s dan kelainan
kongenital lain. Kadar MS-AFP yang tinggi menunjukkan adanya peningkatan kadar
protein cairan amnion dan kemungkinan adanya NTD’s
D. SISTEM KARDIOVASKULAR
Perubahan mendadak dari kehidupan intrauterine ke
ekstrauterin memerlukan penyesuaian sirkulasi neonatus berupa :
- pengalihan aliran darah dari paru,
- penutupan ductus arteriosus Bottali dan foramen ovale serta
- obliterasi ductus venosus Arantii dan vasa umbilikalis.
Sirkulasi bayi terdiri dari 3 fase :
- Fase intrauterin dimana janin sangat tergantung pada plasenta
- Fase transisi yang dimulai segera setelah lahir dan tangisan pertama
- Fase dewasa yang umumnya berlangsung secara lengkap pada bulan pertama kehidupan
1. Fase intrauterin
Vena
umbilikalis membawa darah yang teroksigenasi dari plasenta menuju janin (gambar
2 dan 3 )Lebih dari 50% cardiac out-put berjalan menuju plasenta melewati
arteri umbilikalis. Cardiac out-put terus meningkat sampai aterm dengan nilai
200 ml/menit. Frekuensi detak jantung untuk mempertahankan cardiac output
tersebut 110 – 150 kali per menit.
Tekanan
darah fetus terus meningkat sampai aterm, pada kehamilan 35 minggu tekanan
sistolik 75 mmHg dan tekanan diastolik 55 mmHg Sel darah merah, kadar
hemoglobin dan “packed cell volume” terus meningkat selama kehamilan.
Sebagian besar eritrosit mengandung HbF. Pada kehamilan 15 minggu semua sel darah
merah mengandung HbF. Ada kehamilan 36 minggu, terdapat 70% HbF dan 30% Hb A. HbF
memiliki kemampuan mengikat oksogen lebih besar dibanding HbA.HbF lebih
resisten terhadap hemolisis namun lebih rentan terhadap trauma janin
2. Fase transisi
Saat persalinan, terjadi dua kejadian yang merubah
hemodinamika janin
- Ligasi talipusat yang menyebabkan kenaikan tekanan arterial
- Kenaikan kadar CO2 dan penurunan PO2 yang menyebabkan awal pernafasan janin
Setelah beberapa tarikan nafas, tekanan intrathoracal
neonatus masih rendah (-40 sampai – 50 mmHg) ; setelah jalan nafas mengembang,
tekanan meningkat kearah nilai dewasa yaitu -7 sampai -8 mmHg.
Tahanan
vaskular dalam paru yang semula tinggi terus menurun sampai 75 – 80%.Tekanan
dalam arteri pulmonalis menurun sampai 50% saat tekanan atrium kiri meningkat
dua kali lipat. Sirkulasi neonatus menjadi sempurna setelah penutupan ductus
arteriousus dan foramen ovale berlangsung, namun proses penyesuaian terus
berlangsung sampai 1 – 2 bulan kemudian.
3. Fase Ekstrauterin
Ductus
arteriousus umumnya mengalami obliterasi pada awal periode post natal sebagai
reflek adanya kenaikan oksigen dan prostaglandin. Bila ductus tetap terbuka,
akan terdengar bising crescendo yang berkurang saat diastolik (“machinery
murmur”) yang terdengar diatas celah intercosta ke II kiri.
Obliterase
foramen ovale biasanya berlangsung dalam 6 – 8 minggu.Foramen ovale tetap ada
pada beberapa individu tanpa menimbulkan gejala.Obliterasi ductus venosus dari
hepar ke vena cava menyisakan ligamentum venosum.Sisa penutupan vena
umbilikalis menjadi ligamentum teres hepatis.
Hemodinamika orang dewasa normal berbeda dengan janin dalam
hal :
- Darah vena dan arteri tidak bercampur dalam atrium
- Vena cava hanya membawa darah yang terdeoksigenasi menuju atrium kanan, dan selanjutnya menuju ventrikel kanan dan kemudian memompakan darah kedalam arteri pulmonalis dan kapiler paru
- Aorta hanya membawa darah yang teroksigenasi dari jantung kiri melalui vena pulmonalis untuk selanjutnya di distribusikan keseluruh tubuh janin.
E. FUNGSI RESPIRASI
Pada
kehamilan 22 minggu, sistem kapiler terbentuk dan paru sudah memiliki kemampuan
untuk melakukan pertukaran gas. Pada saat aterm, sudah terbentuk 3 – 4 generasi
alvoulus.Epitel yang semula berbentuk kubis merubah menjadi pipih saat
pernafasan pertama. Pada kehamilan 24 minggu, cairan yang mengisi alvolus dan
saluran nafas lain.
Saat ini,
paru mengeluarkan surfactan lipoprotein yang memungkinkan berkembangnya paru
janin setelah lahir dan membantu mempertahankan volume ruangan udara dalam
paru.Sampai kehamilan 35 minggu jumlah surfactan masih belum mencukupi dan
dapat menyebabkan terjadinya hyalin membrane disease.
Janin
melakukan gerakan nafas intrauterin yang menjadi semakin sering dengan
bertambahnya usia kehamilan. Pertukaran gas pada janin berlangsung di
plasenta.Pertukaran gas sebanding dengan perbedaan tekanan partial
masing-masing gas dan luas permukaan dan berbanding terbalik dengan ketebalan
membran.Jadi plasenta dapat dilihat sebagai “paru” janin intrauterin.
Tekanan parsial
O2 (PO2) darah janin lebih rendah dibandingkan darah ibu,
namun oleH karena darah janin mengandung banyak HbF maka
saturasi oksigen janin yang ada sudah dapat mencukupi kebutuhan. PCO2
dan CO2 pada darah janin lebih tinggi dibandingkan darah ibu
sehingga CO2akan mengalami difusi dari janin ke ibu.
Aktivitas pernafasan janin
intrauterin menyebabkan adanya aspirasi cairan amnion kedalam bronchiolus,
untuk dapat masuk jauh kedalam alveolus diperlukan tekanan yang lebih
besar.Episode hipoksia berat pada kehamilan lanjut atau selama persalinan dapat
menyebabkan “gasping” sehingga cairan amnion yang kadang bercampur
dengan mekonium masuk keparu bagian dalam.
F.
FUNGSI GASTROINTESTINAL
Sebelum dilahirkan, traktus
gastrointestinal tidak pernah menjalankan fungsi yang sebenarnya. Sebagian
cairan amnion yang ditelan berikut materi seluler yang terkandung didalamnya
melalui aktivitas enzymatik dan bakteri dirubah menjadi mekonium.Mekonium tetap
berada didalam usus kecuali bila terjadi hipoksia hebat yang menyebabkan
kontraksi otot usus sehingga mekonium keluar dan bercampur dengan cairan
ketuban.Dalam beberapa kadaan keberadaaan mekonium dalam cairan amnion
merupakan bentuk kematangan traktus digestivus dan bukan merupakan indikasi
adanya hipoksia akut.
Pada janin, hepar berperan sebagai
tempat penyimpanan glikogen dan zat besi Vitamin K dalam hepar pada neonatus
sangat minimal oelh karena pembentukannya tergantung pada aktivitas
bakteri.Defisiensi vitamin K dapat menyebabkan perdarahan neonatus pada
beberapa hari pertama pasca persalinan.
Proses glukoneogenesis dari
asam amino dan timbunan glukosa yang memadai dalam hepar belum terjadi saat
kehidupan neonatus. Lebih lanjut, aktivitas kadar hormon pengatur karbohidrat
seperti cortisol, epinefrin dan glukagon juga masih belum efisien. Dengan
demikian, hipoglikemia neonatal adalah merupakan keadaan yang sering terjadi
bila janin berada pada suhu yang dingin atau malnutrisi.
Proses glukoronidasi pada
kehidupan awal neonatus sangat terbatas sehingga bilirubin tak dapat langsung
dikonjugasi menjadi empedu. Setelah hemolisis fisiologis pada awal neonatus
atau adanya hemolisis patologis pada isoimunisasi nenoatus dapat terjadi kern
icterus.
G.
FUNGSI GINJAL
Ginjal
terbentuk dari mesonefros, glomerulus terbentuk sampai kehamilan minggu ke
36.Ginjal tidak terlampau diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Plasenta, paru dan ginjal maternal
dalam keadaan normal akan mengatur keseimbangan air dan elektrolit pada janin.
Pembentukan urine dimulai pada minggu 9 – 12. Pada kehamilan 32 minggu,
produksi urine mencapai 12 ml/jam, saat aterm 28 ml/jam. Urine janin adalah
komponen utama dari cairan amnion.
H.
SISTEM IMUNOLOGI
Pada awal kehamilan kapasitas janin
untuk menghasilkan antibodi terhadap antigen maternal atau invasi bakteri
sangat buruk. Respon imunologi pada janin diperkirakan mulai terjadi sejak
minggu ke 20. Respon janin dibantu dengan transfer antibodi maternal dalam
bentuk perlindungan pasif yang menetap sampai beberapa saat pasca persalinan.
Terdapat 3
jenis leukosit yang berada dalam darah:
1.
Granulosit :granulosit eosinofilik –
basofilik dan neutrofilik
2.
Limfosit : T-cells [derivat dari thymus] dan
B-cells [derivat dari “Bone Marrow”]
3.
Immunoglobulin (Ig) adalah serum globulin
yang terdiri dari IgG – IgM – IgA - IgD dan IgE
I. ENDOKRIN
Thyroid
adalah kelenjar endokrin pertama yang terbentuk pada tubuh janin. Pancreas
terbentuk pada minggu ke 12 dan insulin dihasilkan oleh sel B pankreas.Insulin
maternal tidak dapat melewati plasenta sehingga janin harus membentuk insulin
sendiri untuk kepentingan metabolisme glukosa. Semua hormon pertumbuhan yang
disintesa kelenjar hipofise anterior terdapat pada janin, namun peranan
sebenarnya dari hormon protein pada kehidupan janin belum diketahui dengan
pasti.
Kortek
adrenal janin adalah organ endokrin aktif yang memproduksi hormon steroid dalam
jumlah besar.Atrofi kelenjar adrenal seperti yang terjadi pada janin anensepali
dapat menyebabkan kehamilan postmatur. Janin memproduksi TSH – thyroid
stimulating hormon sejak minggu ke 14 yang menyebabkan pelepasan T3
dan T4 .
Rujukan
- DeCherney AH. Nathan L : Current Obstetrics and Gynecologic, Diagnosis and Treatment McGraw – Hill Companies , 2003.
- Harris R, Andrews T: Prenatal screening for Down’s syndrome Arch Dis Child ;63-705, 1988.
- Jafee RB: Fetoplacental endocrine and metabolic physiology. Clin Perinatol 10-669, 1983.
- Llewelyn-Jones : Obstetrics and Gynecology 7th ed. Mosby, 1999
- Wald NJ, Cuckle HS, Nanchahal K: Amniotic fluid acetylcholinesterase measurement in the prenatal diagnosis of open neural tube defects. Second report of the Collaborative Acetylcholinesterase study. Prenat Diagn;9-813, 1989.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar